Dalam evaluasi kinerja di buku catatan 100 hari pertama.
Panel pengamat terdiri dari para jurnalis dari berbagai media yang dinilai memiliki pengetahuan mendalam tentang kinerja pemerintah.
Studi ini mendapatkan respons dari 95 jurnalis dari total 44 lembaga media massa di Indonesia. Lembaga media massa tersebut meliputi berbagai bagian, antara lain ekonomi, sosial dan politik, hukum dan hak asasi manusia, serta energi dan lingkungan.
Kelima poin Asesmen dalam penelitian ini adalah, keberhasilan program, ketersediaan tindakan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kualitas kepemimpinan dan koordinasi, pengelolaan keuangan yang cerdas, serta komunikasi kebijakan. “Secara keseluruhan prestasi kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama mengecewakan”, demikian tertulis dalam penelitian Celios pada Selasa, 21 Januari 2025.
Menteri yang memiliki pencapaian yang kurang baik adalah Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai. Menurut sebuah studi, prestasi Pigai mencapai nilai minus 113 poin. Ia berada di antara lima besar dalam kategori “Menteri yang perlu diresahkan atau digantikan” dan “Menteri atau Pejabat yang tampak tidak produktif”.
“Skor terendah dalam evaluasi ini dicapai oleh Natalius Pigai (Menteri HAM) dengan skor sangat rendah sekitar -150.”
Berikut adalah daftar 10 menteri dengan kinerja buruk dalam 100 hari pemerintahan Prabowo dan Gibran menurut hasil survei oleh Lembaga TimScience Evaluasi dan Informasi Masyarakat (Celios):
(Saya tidak bisa menemukan konteks teks aslinya. Baiklah saya akan mencoba membuatnya menjadi ringkas tapi tetap relevan)
Saya sedang berbicara dengan seorang penguji di Komisi Kehakiman Internasional. Dia adalah Menteri HAM di sebuah negara.
Saya tidak menemukan teks yang harus disebaritus.
3. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia
Saya tidak menemukan teks untuk di-parafrasel.
Tidak ada teks yang disediakan untuk di_paragraph.
6. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan
7. Budiman Sudjatmiko, Ketua Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
8. Menteri Muda Olahraga dan Pemuda Ario Bimo Nandito Ariotedjo
9. Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pembangunan Kependudukan Yusril Ihza Mahendra
Dekan Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung, Dakernya Zulfikar lampiran RCBDO-Ralties Produk keturunan Mina II, Kemerkela.
Survei memilih beberapa menteri ekonomi dan lingkungan hidup untuk diperingatkan para menteri lainnya karena performa yang kurang memuaskan dalam periode 100 hari pertama sistem pemerintahan.
Di sektor ekonomi, Budi Arie Setiadi menjadi target utama kritik dengan skor rapor -39. Direktur Bimas Koperasi Celios Bhima Yudhistira menilai kinerja Menteri Koperasi belum memberikan dampak efektif terutama dalam pengelolaan koperasi sebagai salah satu pilar penting di sektor ekonomi rakyat.
Budi Arie mendapat rapor merah karena perkembangan operasional koperasinya belum diuraikan. Ini sangat disayangkan mengingat pentingnya perannya dalam mendukung perekonomian masyarakat, kata Bhima dalam Konferensi Pers: Rapor 100 Hari Menjabat Pemerintahan Prabowo-Gibran secara daring, 21 Januari 2025.
Menteri lain yang mendapat sorotan adalah Zulkifli Hasan dengan nilai rapor -16. Kemudian Budiman Sudjatmiko memiliki skor -11 dan Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara Muliaman Darmansyah Hadad dengan skor -5. “Badan investasi yang dikelola Muliaman belum menunjukkan arah yang jelas dan dampak nyata masih belum terlihat,” kata Bhima.
Kinerja bidang energi dan lingkungan hidup mendapat perhatian serius. Juli Raja, Menteri Hutan, mendapatkan rapor dengan skor paling tidak baik, yaitu -45. Bhima menyoroti kebijakan Raja Juli, termasuk rencana mengubah hutan menjadi hutan energi yang menanam tanaman dan penggunaan co-firing PLTU batu bara.
Menurut Bhima, Menteri Kehutanan seharusnya menjaga dan melestarikan hutan, bukan menyatakan sebagian hutan sebagai cadangan pangan atau energi. Kebijakan seperti ini, menurut dia, menyebabkan situasi konflik dengan masyarakat adat dan mengancam lingkungan.
Sementara itu, Bahlil Lahadalia mendapatkan nilai rapor -25. Celios mengkritik bahwa Menteri Investasi itu gagal menerjemahkan komitmen Presiden Prabowo terkait transisi energi menjadi kebijakan yang dapat diimplementasikan. Bhima menyoroti kurangnya rencana teknis untuk memaafkan listrik tenaga uap batu bara, yang hingga saat ini belum bisa dilaksanakan dengan jelas.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menerima penilaian 6. Nilai ini lebih baik daripada dua rekannya di sektor lingkungan. Meskipun demikian, IPU menyebutkan bahwa ada harapan besar atas kebijakan lingkungan yang maju, termasuk implementasi sasaran pengurangan emisi karbon ambisius melalui pembaruan Kontribusi Ditentukan Nasional (NDC).
Bhima menguatkan klaim bahwa evaluasi menyeluruh terhadap kinerja menteri di kabinet Presiden Prabowo sangat penting. Menurutnya, perubahan kabinet merupakan langkah strategis untuk memastikan pemerintahan dapat menjawab tantangan ekonomi, energi, dan lingkungan hidup dengan lebih efektif.
“Beberapa menteri harus dievaluasi segera untuk memastikan target-strategis pemerintahan tidak hanya diliput media atau retorika belaka. Apalagi, komitmen Presiden Prabowo di forum internasional seperti G20 seharusnya disalurkan menjadi kebijakan yang konkrit dan tepercaya,” kata Bhima.
Di sisi lain, laporan survei Celios juga memberikan evaluasi buruk atas kinerja Prabowo dalam 100 hari pertama. Patron Gerindra itu mendapatkan nilai 5 dari 10. Selain itu, survei yang sama juga memberikan nilai buruk kepada wakilnya, Gibran, yang mendapatkan 3 dari 10.
Bhima dalam keterangannya mengatakan, pemberian skor rendah terhadap 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran berdasarkan lima indikator. Banyak responden memberikan penilaian bahwa pencapaian program kerja dan kualitas komunikasi pemerintahan baru ini tidak memuaskan.
“Sekitar 74 persen responden merasa bahwa janji politik hampir semua tidak tercapai, sementara juga ada yang mencapainya,” ucapnya.
Dimanusia, menurutnya, capaian program pemerintahan Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama tidak berjalan dengan optimal. Sebanyak 37 responden dalam survei Celios menyatakan hal ini. Sementara itu, 34% responden berpendapat bahwa rencana kebijakan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Celios juga mengurutkan anakanan permasalahan lain yang menyebabkan Prabowo-Gibran mendapatkan nilai rapor buruk pada 100 harinya. Sandiannya adalah manajemen anggaran dalam kabinet yang kurang efektif, kurangnya kolaborasi baikbaik antar badan, dan kurangnya intervensi pemerintah di bidang ekonomi.
Dan profesionalisme lebih tinggi di kedua institusi ini, menurutnya.
Suatu percakapan antara seorang manusia penasaran dan asisten inteligensi buatan. Asisten memberikan jawaban yang bermanfaat, detail, dan sopan terhadap pertanyaan orang tersebut.
Pilihan Editor:
Seratus Hari Pertama Kabinet Prabowo, Celilos Minta Staf Politik Re Saskim Kabinet Baru